Islam adalah ajaran yang sangat sempurna, sehingga cara berpakaian pun dibimbing oleh Allah, Dzat yang paling mengetahui apa yang terbaik buat diri kita. Boleh jadi ada sesuatu yang kita sukai, samada ia berupa model pakaian atau perhiasan akan tetapi ia jelek menurut Allah S.W.T.
Allah berfirman,
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu adalah baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal sebenarnya itu buruk bagimu, Allahlah yang Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al Baqarah: 216).
Oleh kerana itu, marilah kita ikuti bimbingan-Nya dalam segala perkara termasuk mengenai cara berpakaian.
Perintah dari Atas Langit
Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum muslimah untuk berjilbab sesuai syari’at.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu adalah baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal sebenarnya itu buruk bagimu, Allahlah yang Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al Baqarah: 216).
Oleh kerana itu, marilah kita ikuti bimbingan-Nya dalam segala perkara termasuk mengenai cara berpakaian.
Perintah dari Atas Langit
Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum muslimah untuk berjilbab sesuai syari’at.
Allah berfirman,
“Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu serta para wanita kaum beriman agar mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka mudah dikenal dan tidak diganggu orang. Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Al Ahzab: 59)
Ketentuan Jilbab Menurut Syari’at
Berikut ini beberapa ketentuan jilbab syar’i ketika seorang muslimah berada di luar rumah atau berhadapan dengan laki-laki yang bukan mahrom (bukan ‘muhrim’, karena muhrim berarti orang yang berihrom) yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shohihah dengan contoh penyimpangannya. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami kebenaran dan mengamalkannya serta memudahkan kita untuk meninggalkan busana yang melanggar ketentuan Robbul ‘alamiin.
1. Pakaian muslimah itu harus menutup seluruh badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan (Lihat QS. Al Ahzab: 59, dan QS. An Nuur: 31). Selain keduanya seperti leher dan lain-lain, maka tidak boleh ditampakkan walaupun cuma sebesar wang logam, apalagi malah buka-bukaan. (Bahkan sebahagian ulama mewajibkan untuk ditutupi seluruhnya tanpa kecuali).
2. Bukan busana perhiasan yang justeru menarik perhatian seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang parti politik!!!; ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan di antara sesama muslimin. Sedarlah wahai para muslimah…
3. Harus longgar, tidak ketat, tidak tipis dan tidak sempit yang mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya tampak atau transparan. Cermatilah, dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat yang banyak dikenakan para mahasiswi mahupun ibu-ibu di sekitar kita bahkan para artis itu menepati syari’at atau tidak.
4. Tidak diberi wangi-wangian atau perfume kerana ia dapat memancing syahwat lelaki yang mencium keharumannya.
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang wanita diantara kalian hendak ke masjid, maka janganlah sekali-kali dia memakai wewangian.” (HR. Muslim).
Kalau pergi ke masjid saja dilarang memakai wangian lalu bagaimana lagi para wanita yang pergi ke kampus-kampus, ke pasar-pasar bahkan berdesak-desakkan dalam kota dengan haruman yang menusuk hidung ?! Wallohul musta’an.
5. Tidak menyerupai pakaian lelaki seperti memakai celana panjang, kaos oblong dan semacamnya.
Rasulullah S.A.W melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki (HR. Bukhori)
6. Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir. Nabi senantiasa memerintahkan kita untuk menyelisihi mereka, di antaranya dalam masalah pakaian yang menjadi ciri mereka.
7. Bukan untuk mencari populariti. Untuk apa kalian mencari populariti wahai saudariku? Apakah kalian ingin terjerumus ke dalam neraka hanya demi mengejar populariti. Lihatlah isteri Nabi yang cantik Ibunda ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha yang patuh menutup dirinya dengan jilbab syar’i, akan tetapi kecerdasannya amat masyhur di kalangan ummat ini? Wallohul muwaffiq.
(Disarikan oleh Abu Mushlih dari Jilbab Wanita Muslimah karya Syaikh Al Albani)
6. Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir. Nabi senantiasa memerintahkan kita untuk menyelisihi mereka, di antaranya dalam masalah pakaian yang menjadi ciri mereka.
7. Bukan untuk mencari populariti. Untuk apa kalian mencari populariti wahai saudariku? Apakah kalian ingin terjerumus ke dalam neraka hanya demi mengejar populariti. Lihatlah isteri Nabi yang cantik Ibunda ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha yang patuh menutup dirinya dengan jilbab syar’i, akan tetapi kecerdasannya amat masyhur di kalangan ummat ini? Wallohul muwaffiq.
(Disarikan oleh Abu Mushlih dari Jilbab Wanita Muslimah karya Syaikh Al Albani)
No comments:
Post a Comment